JAKARTA,19/12/2025, Menanggapi beredarnya video Kepala BGN yang disalahartikan oleh sebagian pihak, hal itu kami menilai dari sisi kemanusiaan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari gerakan penggalangan dana kemanusiaan bagi korban bencana di Sumatera.
Acara tersebut bertujuan menghimpun dukungan dan solidaritas dari berbagai pihak untuk membantu masyarakat terdampak bencana alam. Tidak ada unsur hura-hura, penyalahgunaan wewenang, maupun pemborosan anggaran negara sebagaimana narasi liar yang beredar di ruang publik.
Ktua Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Independen Pemuda Pemerhati Indonesia (DPP LIPPI) Dedi Siregar menyatakan keprihatinan atas beredarnya narasi liar dan opini menyesatkan terkait video Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Prof. Dadan Hindayana yang tengah sejatinya melakukan kegiatan mulia berupa penggalangan dana untuk korban bencana Sumatera pertemuan di lapangan golf.
Kami melihat bahwa hal tersebut bukanlah bentuk gaya hidup mewah atau pemborosan, melainkan bagian dari gerakan kemanusiaan untuk penggalangan dana bagi masyarakat yang menjadi korban bencana alam di wilayah Sumatera.
Narasi yang dipelintir tanpa konteks jelas berpotensi menyesatkan publik dan mencederai semangat solidaritas nasional. Di tengah situasi duka yang dialami saudara-saudara kita di Sumatera, seharusnya seluruh elemen bangsa bersatu dalam empati dan aksi nyata, bukan justru membangun stigma negatif yang tidak berdasar.
” Kami mengajak masyarakat untuk
tidak terprovokasi oleh potongan video tanpa konteks memverifikasi informasi dari sumber yang kredibel, engedepankan empati dan solidaritas terhadap korban bencana, fokus utama kegiatan ini adalah misi kemanusiaan, dan seluruh dana yang terkumpul diperuntukkan bagi penanganan serta pemulihan korban bencana di Sumatera.
Melalui kerja senyap Kepala BGN tersebut, terhimpun sekitar Rp8 miliar dana donasi yang diarahkan untuk menyelamatkan dan menopang calon generasi penerus bangsa — mereka yang kerap luput dari perhatian sistem, tetapi menentukan wajah Indonesia di masa depan. Fakta ini menunjukkan bahwa pendekatan yang kini terlihat adalah kelanjutan dari etos lama: membangun kepercayaan, merawat jejaring, dan mengubah kepedulian menjadi aksi nyata.






















