JAKARTA | Seperti dikabarkan bahwa Letjen TNI Novi Helmy Prasetya memilih mundur dari Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog setelah sekitar lima bulan menjabat. Sebelumnya, penempatan Letjen Novi Helmy sebagai Direktur Utama Perum Bulog berdasarkan permintaan dari pihak BUMN. Sebagai informasi, proses pengunduran diri Letjen TNI Novi Helmy belum rampung, dan beliau memilih serta memutuskan kembali mengabdi sebagai anggota TNI.
Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Jakarta, Dedi Siregar, dalam siaran pers di Jakarta memberikan pernyataan terkait kabar Letjen TNI Novi Helmy memilih bertugas di TNI dan mundur sebagai Dirut Perum Bulog yang sempat ramai di media. Ia menegaskan bahwa keputusan Letjen TNI Novi Helmy untuk tetap berdinas di TNI adalah pilihan pribadi dan tidak ada yang dilanggar dalam prosesnya. Oleh karena itu, pihaknya meminta semua pihak agar tidak mem-framing sebuah berita yang tujuannya mempolitisasi isu demi kepentingan tertentu, yang justru menimbulkan stigma negatif terhadap lembaga negara.
Sebagai informasi, di dalam prosesnya, Letjen TNI Novi Helmy memutuskan untuk tetap melanjutkan pengabdiannya di lingkungan TNI. Panglima TNI pun langsung bersurat kepada Menteri BUMN pada tanggal 5 Juni 2025 untuk meminta persetujuan menarik Letjen TNI Novi Helmy Prasetya dari penugasan di Perum Bulog.
Sebagai respons, Kementerian BUMN memberikan persetujuan resmi melalui surat Nomor SR-75/DSI.MBU/07/2025 tanggal 30 Juni 2025, yang menyetujui pengakhiran penugasan Letjen TNI Novi Helmy Prasetya dan pengembalian yang bersangkutan ke institusi TNI. Letjen Novi Helmy telah memilih untuk tetap berdinas sebagai prajurit TNI. Keputusan ini juga merupakan bagian dari kebutuhan organisasi dan pembinaan personel, sehingga TNI menerima kembali Letjen TNI Novi Helmy Prasetya yang memutuskan tetap melanjutkan pengabdiannya di lingkungan TNI.
Kami menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dan pihak-pihak terkait agar stop membangun stigma atau narasi yang tendensius di media massa maupun media sosial terhadap pilihan dan tugas Letjen Novi Helmy di TNI. Kami juga meminta agar tidak menggiring opini publik secara negatif serta tidak mengambil kesimpulan sepihak yang tidak berdasar dan tidak melihat fakta secara menyeluruh, karena hal itu akan menghasilkan pemberitaan yang hanya berupa opini, tidak objektif, dan cenderung provokatif. (*)