Gayo Lues – Akibat Banjir bandang meluluh lantakan Wilayah Provinsi Aceh baru-baru ini, 40 desa di empat kecamatan Kabupaten Gayo Lues, Aceh, masih terisolir akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi sejak akhir November 2025.

Akses jalan putus total karena amblas dan tertimbun longsor, memaksa warga berjalan kaki atau menyeberang sungai menggunakan tali.
Desa-desa Terisolir Beberapa desa yang disebutkan masih terisolir meliputi:Desa Pintu Rime, Ekan, Pertik, Pining, Pasir Putih, dan Lesten.
Sembilan desa di Kecamatan Pining.
Desa Remukut dan Rikit Gaib di Kecamatan Pantan Cuaca. Kecamatan Terdampak Empat kecamatan utama yang desanya terisolir adalah Kecamatan Pining, Pantan Cuaca, dan dua lainnya yang belum dirinci secara lengkap dalam laporan terkini.
Akses PutusJalan utama seperti Putri Betung – Agara lumpuh total, dengan jembatan darurat dari tali atau rakit menjadi satu-satunya cara penyeberangan.
Pemerintah mengerahkan alat berat untuk membuka akses, sementara bantuan logistik didistribusikan via udara atau jalan kaki.
Untuk sementara, rute alternatif untuk mengirim bantuan ke desa terisolir di Gayo Lues melibatkan metode darurat seperti lintas tali (flying fox), helikopter, dan airdrop karena akses darat utama putus.
Metode Lintas Tali Bantuan logistik seperti beras dikirim melintasi sungai deras menggunakan ember besar tergantung tali yang direntangkan antar tepian, efektif untuk warga seberang sungai. Petugas bergantian mengoperasikannya hingga akses darat pulih.
Pengiriman UdaraTNI AU mendistribusikan hingga 1,8 ton bantuan ke desa seperti Simpur Jaya dan Rumah Bundar via helikopter Caracal, serta teknik helibox atau airdrop untuk wilayah sulit dijangkau.
Jalur Darat Alternatif, Tim mencari rute sampingan seperti Simpang KKA – Bener Meriah atau Bireuen – Aceh Utara, sementara alat berat membuka jalan longsor di titik krusial. Jembatan darurat dari tali atau rakit juga digunakan sementara.
Sehingga, Estimasi waktu tempuh rute alternatif dari pusat logistik terdekat ke desa terisolir di Gayo Lues bervariasi tergantung metode, karena akses darat utama masih putus akibat banjir bandang.
Lintas TaliMetode flying fox atau ember tergantung tali untuk menyeberangi sungai memakan waktu 10-20 menit per pengiriman per batch kecil dari tepi sungai ke desa, tapi memerlukan operasi manual berjam-jam untuk volume besar.
Jalur Udara HelikopterDari pusat logistik seperti Bandara Blangkejeren atau Cut Nyak Dhien (Bireuen), helikopter TNI AU mencapai desa seperti Pining dalam 30-60 menit penerbangan, termasuk loading, ideal untuk bantuan cepat hingga 1,8 ton.
Jalur Darat AlternatifRute sampingan seperti Simpang KKA–Bener Meriah atau via Bireuen butuh 6-12 jam kendaraan darat karena medan berlumpur dan longsor parsial, ditambah 2-4 jam jalan kaki akhir jika jembatan darurat digunakan.
Kondisi jalan sepanjang rute alternatif ke desa terisolir di Gayo Lues hari ini, 22 Desember 2025, masih menantang karena sisa lumpur dan longsor pascabanjir bandang.
Jalur Terangun–Babahrot Rute utama alternatif dari Aceh Barat Daya (Abdya) sepanjang 80 km ini sudah bisa dilalui semua jenis kendaraan roda dua dan empat, meski permukaan jalan dipenuhi lumpur tebal akibat hujan deras berkelanjutan.
Gotong royong warga di Gunung Tipis menjaga akses tetap terbuka, dengan lalu lintas padat untuk logistik dan warga.

Selanjutnya, Rute Simpang KKA, Bener Meriah Jalur sampingan ini berlumpur dan berpotensi longsor parsial, memerlukan kecepatan rendah serta kendaraan 4WD; estimasi kondisi saat ini belum sepenuhnya stabil karena cuaca ekstrem.
Akses Lainnya Via Bireuen atau helikopter dari Blangkejeren tetap prioritas untuk bantuan cepat, sementara jembatan darurat tali di sungai rawan banjir bandang jika hujan deras berlanjut hari ini.
Jenis kerusakan utama di setiap segmen rute alternatif ke desa terisolir di Gayo Lues mencakup longsor, lumpur tebal, dan amblas akibat banjir bandang serta hujan deras berkelanjutan.
Segmen Terangun, Babahrot (Abdya)Kerusakan dominan berupa lumpur tebal (10-20 cm) menutupi permukaan aspal, longsor parsial di Gunung Tipis, dan retak pinggir akibat aliran air deras.
Segmen Simpang KKA–Bener Meriah Longsor amblas total di segmen tengah-akhir (20-40+ km), lubang becek berlumpur dalam, serta pelepasan agregat (raveling) yang membuat licin untuk kendaraan.
Segmen Via Bireuen Amblas sungai erosi di pendekatan pegunungan, retak memanjang longitudinal pada aspal basah awal, dan jembatan darurat tali rentan distorsi (shoving) saat muatan berat.
Dilaporkan, Empat desa terisolir di Kabupaten Gayo Lues, Aceh, seperti Desa Pasir, Desa Pining, Desa Uyem Beriring, dan Desa Ekan, mengalami isolasi total akibat banjir bandang yang merusak jembatan dan jalan.
Desa Pasir (Kec. Tripe Jaya)Warga mengangkut bantuan via tali seberang sungai deras, dengan 300 KK terisolir setelah jembatan putus.
Desa Pining (Kec. Pining)Sembilan desa termasuk ini terisolir, akses longsor memaksa jalan kaki 10 jam, kondisi pengungsian darurat.
Desa Uyem Beriring (Kec. Tripe Jaya)Bantuan dikawal warga menuju desa tetangga terisolir, jembatan hancur pascabencana 26 November.
Desa Ekan (Kec. Pining)Longsor amblas total, warga bergantung helikopter dan tali untuk logistik. []






















