Akses Terputus, Pemdes Pertik Dirikan Posko Berjalan untuk 129 KK Korban Banjir

REDAKTUR UTAMA

- Redaksi

Senin, 22 Desember 2025 - 10:13 WIB

50104 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gayo Lues — Banjir yang melanda Desa Pertik, Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, bukan hanya merendam permukiman warga, tetapi juga memutus akses jalan secara total serta melumpuhkan jaringan komunikasi. Kondisi tersebut membuat desa berada dalam keterisolasian, menyulitkan proses pendataan korban dan distribusi bantuan yang terus berdatangan dari berbagai pihak.

Dalam situasi darurat itu, bantuan dari para dermawan, lembaga sosial, dan jejaring kemanusiaan tetap diupayakan masuk meski harus melewati jalur darurat yang terbatas. Akibat jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan dan jaringan internet yang belum pulih, penyaluran bantuan dilakukan secara situasional kepada warga yang ditemui di sepanjang jalur yang masih bisa dijangkau, terutama di kawasan Setul. Pola ini terpaksa ditempuh agar bantuan tidak tertahan terlalu lama di lapangan, meskipun distribusi belum sepenuhnya terdata secara terpusat.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menghadapi kondisi tersebut, Pemerintah Desa Pertik mengambil langkah cepat dengan mendirikan posko berjalan khusus untuk korban banjir. Posko ini mulai beroperasi pada Selasa, 22 Desember 2025, dan ditujukan untuk melayani 129 kepala keluarga yang terdampak langsung. Konsep posko berjalan dipilih sebagai solusi sementara menyesuaikan kondisi akses yang berubah-ubah, sekaligus untuk memastikan bantuan tetap menjangkau warga meski desa belum sepenuhnya dapat diakses.

Pada tahap awal, posko ditempatkan di Lempusing, Desa Uring, sebagai titik paling memungkinkan dijangkau dari jalur darurat. Apabila kondisi jalan mulai membaik dan dapat dilalui kendaraan, posko akan dipindahkan secara bertahap ke Desa Pepelah dan Desa Pintu Rime. Sementara itu, posko utama tetap berada di Desa Pertik dan difungsikan sebagai pusat koordinasi, pendataan korban, serta pengelolaan bantuan.

Untuk menghindari tumpang tindih penyaluran dan mencegah kesimpangsiuran data di tengah situasi darurat, pemerintah desa menunjuk Aminsyah, ST sebagai Ketua Kelompok Korban Banjir Desa Pertik. Ia diberi mandat mengoordinasikan seluruh penerimaan dan distribusi bantuan agar berjalan tertib. Aminsyah menegaskan bahwa pengelolaan bantuan akan dilakukan secara amanah, transparan, dan akuntabel, dengan membuka akses informasi kepada publik. Papan informasi dan pamflet pendataan akan dipasang di posko agar masyarakat dapat memantau langsung arus bantuan yang masuk dan keluar.

Langkah pendirian posko berjalan ini menjadi sinyal bahwa pemerintah desa berupaya aktif di tengah keterbatasan dan isolasi wilayah. Namun kondisi di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan desa sangat terbatas tanpa dukungan yang lebih kuat. Kerusakan infrastruktur, terputusnya akses jalan, dan lumpuhnya jaringan komunikasi membutuhkan penanganan lintas sektor yang cepat dan terkoordinasi.

Warga berharap perhatian serius dari pemerintah kabupaten dan instansi terkait segera diwujudkan, baik melalui percepatan pembukaan akses, pemulihan jaringan komunikasi, maupun bantuan logistik dan layanan dasar. Tanpa intervensi yang memadai, penanganan korban banjir dikhawatirkan berlarut-larut dan memperpanjang penderitaan warga yang hingga kini masih bergantung pada bantuan darurat.

Perlu diketahui bersama, Banjir bandang yang melanda Desa Pining di Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, memperparah keterisolasian wilayah yang hingga kini belum sepenuhnya pulih. Akses utama menuju desa tertimbun longsor dan material banjir, membuat jalur darat lumpuh total dan memaksa warga berjalan kaki hingga 10 jam untuk keluar dari wilayah terdampak demi mencari bantuan atau kebutuhan dasar.

Kondisi ini tidak hanya dialami Desa Pining. Sedikitnya sembilan desa di Kecamatan Pining terisolir hampir satu bulan pascabencana. Distribusi logistik berjalan tersendat, sementara kebutuhan pangan, obat-obatan, dan bahan bakar semakin menipis. Warga mengaku bertahan dengan persediaan seadanya, bergantung pada bantuan yang datang tidak menentu akibat keterbatasan akses dan komunikasi.

Di tengah situasi tersebut, upaya menembus keterisolasian mulai dilakukan secara bertahap. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Gayo Lues berhasil mencapai Kecamatan Pining dengan menempuh jalur ekstrem untuk mengantarkan bantuan langsung kepada masyarakat. Bantuan tersebut menjadi napas sementara bagi warga yang selama berminggu-minggu hidup dalam kondisi darurat tanpa kepastian distribusi logistik.

Selain itu, warga bersama aparat kepolisian dan personel Koramil bergotong royong membangun jembatan darurat sebagai jalur penghubung sementara. Jembatan tersebut dibangun secara manual dengan peralatan terbatas, menjadi satu-satunya akses yang memungkinkan mobilitas warga dan pengangkutan bantuan dalam skala kecil. Meski berisiko, langkah ini dianggap mendesak demi memutus isolasi yang kian lama kian menekan kehidupan masyarakat.

Secara keseluruhan, bencana banjir bandang di Kabupaten Gayo Lues berdampak luas. Data sementara mencatat sedikitnya 33.818 warga terpaksa mengungsi, dengan 5.471 rumah mengalami kerusakan dari ringan hingga berat. Kecamatan Pining tercatat sebagai salah satu wilayah yang paling parah terdampak dan hingga kini masih terisolir bersama dua kecamatan lain.

Krisis tidak berhenti pada kerusakan fisik. Kelangkaan bahan bakar minyak melumpuhkan aktivitas warga dan layanan dasar. Pasokan listrik diberlakukan secara bergilir, sementara jaringan telekomunikasi kerap terputus, menyulitkan koordinasi bantuan dan pelaporan kondisi lapangan. Dalam keterbatasan itu, warga bertahan dengan solidaritas dan gotong royong sebagai satu-satunya modal sosial yang tersisa.

Situasi ini menegaskan bahwa penanganan pascabencana di wilayah terpencil seperti Gayo Lues membutuhkan respons yang lebih cepat, terkoordinasi, dan berkelanjutan. Tanpa percepatan pembukaan akses, pemulihan infrastruktur, dan jaminan distribusi logistik yang merata, risiko krisis kemanusiaan berkepanjangan di wilayah terisolir seperti Kecamatan Pining kian sulit dihindari. [AHDA, G]

Berita Terkait

Dua Penderes Getah Ditemukan Tewas di Rikit Gaib, Polisi Dalami Dugaan Pembunuhan
BNNK Gayo Lues Perkuat Perang Kemanusiaan Melawan Narkoba Sepanjang 2025
Kapolres, Bupati, dan Dandim Gayo Lues Terobos Medan Terjal Antar Bantuan ke Wilayah Terisolir Pining
Akibat Banjir Bandang Meluluhlantakkan Wilayah Provinsi Aceh 40 Desa Di 4 Kecamatan Di Gayo Lues Masih Terisolir
Ganja di Hutan Leuser: Pemuda Putri Betung Tuntut Pembebasan Lahan
Mempertanyakan Jaminan Hukum: Sejauh Mana AD/ART Gema Bangsa Mengikat DPP Terhadap Keputusan DPD Gayo Lues?
H. Irmawan: Apresiasi Harus Diberikan kepada AKBP Hyrowo dan Jajarannya yang Berjuang Lawan Peredaran Narkoba
Polres Gayo Lues: Latihan Gas Air Mata Bantu Personel Hadapi Situasi Darurat Tanpa Kekerasan

Berita Terkait

Kamis, 25 Desember 2025 - 21:01 WIB

Dua Penderes Getah Ditemukan Tewas di Rikit Gaib, Polisi Dalami Dugaan Pembunuhan

Selasa, 23 Desember 2025 - 11:32 WIB

BNNK Gayo Lues Perkuat Perang Kemanusiaan Melawan Narkoba Sepanjang 2025

Senin, 22 Desember 2025 - 15:55 WIB

Kapolres, Bupati, dan Dandim Gayo Lues Terobos Medan Terjal Antar Bantuan ke Wilayah Terisolir Pining

Senin, 22 Desember 2025 - 10:13 WIB

Akses Terputus, Pemdes Pertik Dirikan Posko Berjalan untuk 129 KK Korban Banjir

Jumat, 21 November 2025 - 10:07 WIB

Ganja di Hutan Leuser: Pemuda Putri Betung Tuntut Pembebasan Lahan

Kamis, 30 Oktober 2025 - 16:36 WIB

Mempertanyakan Jaminan Hukum: Sejauh Mana AD/ART Gema Bangsa Mengikat DPP Terhadap Keputusan DPD Gayo Lues?

Rabu, 29 Oktober 2025 - 15:01 WIB

H. Irmawan: Apresiasi Harus Diberikan kepada AKBP Hyrowo dan Jajarannya yang Berjuang Lawan Peredaran Narkoba

Rabu, 15 Oktober 2025 - 22:09 WIB

Polres Gayo Lues: Latihan Gas Air Mata Bantu Personel Hadapi Situasi Darurat Tanpa Kekerasan

Berita Terbaru