Skandal Galian C Ilegagsa: Dua Tahun Beroperasi Bebas di Bawah Hidung Aparat, Siapa Dalang di Baliknya?!

REDAKTUR UTAMA

- Redaksi

Senin, 23 Juni 2025 - 21:32 WIB

5071 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nongsa/Batam/Kepri – Kemarahan dan kebingungan merebak di kalangan warga Bukit Perkemahan, Kecamatan Nongsa, Batam. Selama dua tahun penuh, aktivitas penambangan tanpa izin (ilegal) atau “cut and fill” yang diduga dikendalikan oleh seseorang berinisial Amir telah merajalela, merusak lingkungan, dan mengancam keselamatan.

Yang lebih mencengangkan, kegiatan ilegal ini seolah mendapat “restu” dari ketiadaan tindakan tegas aparat penegak hukum, memicu dugaan adanya pembiaran sistematis.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Warga Tercekik Polusi dan Ancaman Bencana, ‘Amir’ Pesta Porak-poranda
Bayangkan, setiap hari, puluhan damtruk pengangkut tanah raksasa melintas tanpa henti, memuntahkan debu pekat dan bising yang mencekik permukiman warga Punggur. Ini bukan sekadar gangguan, ini adalah ancaman nyata terhadap kesehatan dan kenyamanan hidup.

Tanah yang terus-menerus dikeruk dari bukit-bukit di dekat pemukiman menciptakan jurang bahaya, meningkatkan risiko longsor dan banjir di musim hujan.

“Sudah dua tahun berjalan, bang, katanya ini punya Amir,” ujar seorang warga pada Senin (23/06/2025), nada suaranya penuh keputusasaan.

Bagaimana mungkin kegiatan ilegal sebesar ini bisa berlangsung selama ini tanpa diusik? Warga mendesak Kapolda Kepri Asep dan jajarannya untuk turun tangan.

Mereka tak hanya meminta tindakan, tapi menuntut keadilan.

Alat Berat Berkuasa Penuh, Hukum Seolah ‘Buta’
Di lokasi, pemandangan excavator (Beco) dan dua unit traktor yang beringas mengeruk bukit seolah menjadi tontonan bisu.

Mereka bekerja tanpa henti, memecah material tanah dan memuatnya ke puluhan damtruk yang terus berputar. Ini bukan sekadar penambangan kecil-kecilan; ini adalah operasi berskala industri yang membutuhkan logistik dan modal besar. Pertanyaan kritisnya adalah:

bagaimana mungkin operasi ilegal sebesar ini bisa lolos dari pengawasan dan penindakan aparat selama bertahun-tahun?
Ironi Hukum: DITPAM Mengakui Ilegalitas, Tapi Tak Berdaya?

Ketiadaan tindakan konkret dari penegak hukum adalah pil pahit bagi warga. “Kami yakin Polda Kepri tahu ada aktivitas ini, tapi kenapa tidak ada tindakan?

Kegiatan ini masih jalan sampai sekarang. Kami warga jadi bertanya-tanya, ada apa sebenarnya?” seru seorang warga, menyiratkan dugaan adanya kekuatan tak terlihat di balik pembiaran ini.

Kusnan, dari Direktorat Pengamanan Aset DITPAM BP Batam, memang mengakui bahwa kegiatan “cut and fill” ini ilegal.

“Harapan saya sebenarnya harus ada izin. Dan ini jelas-jelas ilegal!” tegasnya. Namun, pengakuannya diiringi dengan alasan klise: “Kami tidak bisa bertindak sendirian.

Harus ada gabungan tim dari BP Batam, DITPAM, Polsek Nongsa, dan semua instansi terkait.”

Pernyataan ini, alih-alih menenangkan, justru menimbulkan lebih banyak pertanyaan. Jika semua pihak tahu ini ilegal, mengapa sulit sekali membentuk “Tim Terpadu” dan bertindak? Apakah ada pihak yang sengaja memperlambat proses penindakan?

“Harapan besar saya, ada tindakan konkret dari aparat hukum. Saya yakin kalau ada Tim Terpadu, kegiatan ini pasti bisa kita hentikan,” tambah Kusnan. Namun, harapan itu terdengar hampa setelah dua tahun berlalu tanpa hasil.

Awak media ini berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini. Kami akan segera meminta pertanggungjawaban dari seluruh instansi terkait: Mengapa ‘Amir’ seolah kebal hukum? Siapa yang melindungi praktik ilegal ini di Nongsa? Dan sampai kapan warga harus menanggung akibatnya?. [ALBAB]

Berita Terkait

Keheningan yang Membisu: Siapa yang Mendapat Untung dari Diamnya Pejabat Batam?
Judi KIM Batam: Menari Bebas di Jantung Keramaian Citywalk, Menantang Aparat di Pintu Gerbang Ekonomi
Harga Batu Rp 1 Juta, Harga Ekosistem Rusak Tak Ternilai: Kerugian Rakyat Akibat Bisnis Ilegal
Pengurus Yayasan Embun Pelangi Kepri, Irwan Setiawan Aktif Jaringan Safe Migran Batam Menangani Korban TPPO
Kok Bisa Ya,!!!. Parman Diduga Kebal Hukum Ada Apa Dan Ini Perlu Dipertanyakan, Terkait Galian C Cut And Fill Di Nongsa Batam,!!!.
Diduga Penampungan Minyak Goreng Bekas Tak Punya Izin. Pemilik Tony Balik Tantang Wartawan, Mantap,!!!. 

Berita Terkait

Kamis, 25 Desember 2025 - 21:01 WIB

Dua Penderes Getah Ditemukan Tewas di Rikit Gaib, Polisi Dalami Dugaan Pembunuhan

Selasa, 23 Desember 2025 - 11:32 WIB

BNNK Gayo Lues Perkuat Perang Kemanusiaan Melawan Narkoba Sepanjang 2025

Senin, 22 Desember 2025 - 15:55 WIB

Kapolres, Bupati, dan Dandim Gayo Lues Terobos Medan Terjal Antar Bantuan ke Wilayah Terisolir Pining

Senin, 22 Desember 2025 - 10:13 WIB

Akses Terputus, Pemdes Pertik Dirikan Posko Berjalan untuk 129 KK Korban Banjir

Jumat, 21 November 2025 - 10:07 WIB

Ganja di Hutan Leuser: Pemuda Putri Betung Tuntut Pembebasan Lahan

Kamis, 30 Oktober 2025 - 16:36 WIB

Mempertanyakan Jaminan Hukum: Sejauh Mana AD/ART Gema Bangsa Mengikat DPP Terhadap Keputusan DPD Gayo Lues?

Rabu, 29 Oktober 2025 - 15:01 WIB

H. Irmawan: Apresiasi Harus Diberikan kepada AKBP Hyrowo dan Jajarannya yang Berjuang Lawan Peredaran Narkoba

Rabu, 15 Oktober 2025 - 22:09 WIB

Polres Gayo Lues: Latihan Gas Air Mata Bantu Personel Hadapi Situasi Darurat Tanpa Kekerasan

Berita Terbaru